Tari Seudati
Monday, 9 September 2013
0
comments
Tari Seudati yaitu di antara kesenian Tari tradisional yg datang dari Aceh. Tarian ini sebagai wujud baru dari Tari Ratoh atau Ratoih, yang disebut Tarian yg berkembang di tempat pesisir Aceh. Tari ratoh atau ratoih umumnya dipentaskan utk memulai permainan sabung ayam, dan didalam beragam ritus sosial yang lain, layaknya menyongsong panen serta pada saat bln. purnama. sesudah islam datang, berlangsung sistem akulturasi, serta membuahkan Tari Seudati, layaknya yg kita kenal hari ini.
Kata Seudati berasal dari bahasa Arab syahadati atau syahadatain , yang berarti kesaksian atau pengakuan. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa kata Seudati berasal dari kata seurasi yang berarti harmonis atau kompak. Seudati mulai dikembangkan sejak agama Islam masuk ke Aceh. Penganjur Islam memanfaatkan Tarian ini sebagai media dakwah untuk mengembangkan ajaran Agama Islam. Tarian ini cukup berkembang di Aceh Utara, Pidie dan Aceh Timur. Tarian ini dibawakan dengan mengisahkan pelbagai macam masalah yang terjadi agar masyarakat tahu bagaimana memecahkan suatu persoalan secara bersama. Pada mulanya Tarian Seudati diketahui sebagai Tarian pesisir yang disebut ratoh atau ratoih, yang artinya menceritakan, diperagakan untuk mengawali permainan sabung ayam, atau diperagakan untuk bersuka ria ketika musim panen tiba pada malam bulan purnama.
Tarian ini pada awalnya berkembang di desa gigieng, kecamatan simpang tiga, kabupaten pidie, yg diasuh oleh seorang bernama syeh tam. setelah itu, Tarian ini berkembang juga di desa didoh, kecamatan mutiara, kabupaten pidie, di bawah asuhan syeh ali didoh. didalam perjalanannya, Tarian ini cukup berkembang di Aceh utara, pidie, serta Aceh timur, serta hari ini apalagi dapat didapati di semua tempat Aceh.
kata “Seudati” datang dari bhs arab “syahadati” atau “syahadatain”, yg berarti pernyataan atas keesaan allah serta pernyataan bahwa muhammad yaitu nabi utusan-nya. teori lain berasumsi bahwa “Seudati” datang dari kata “seurasi”, yang memiliki kandungan arti kompak serta serasi. oleh penganjur islam zaman itu, Tari Seudati dipakai sebagai media dakhwah ; utk menyebarluaskan agama islam. beragam cerita perihal masalah-persoalan hidup dibawakan didalam Tarian ini, dng maksud supaya penduduk memperoleh panduan pemecahan problem-problem hidup sehari-hari mereka. tak hanya sebagai media dakwah, Tari Seudati saat ini telah jadi pertunjukan hiburan rakyat.
Kata Seudati berasal dari bahasa Arab syahadati atau syahadatain , yang berarti kesaksian atau pengakuan. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa kata Seudati berasal dari kata seurasi yang berarti harmonis atau kompak. Seudati mulai dikembangkan sejak agama Islam masuk ke Aceh. Penganjur Islam memanfaatkan Tarian ini sebagai media dakwah untuk mengembangkan ajaran Agama Islam. Tarian ini cukup berkembang di Aceh Utara, Pidie dan Aceh Timur. Tarian ini dibawakan dengan mengisahkan pelbagai macam masalah yang terjadi agar masyarakat tahu bagaimana memecahkan suatu persoalan secara bersama. Pada mulanya Tarian Seudati diketahui sebagai Tarian pesisir yang disebut ratoh atau ratoih, yang artinya menceritakan, diperagakan untuk mengawali permainan sabung ayam, atau diperagakan untuk bersuka ria ketika musim panen tiba pada malam bulan purnama.
Tarian ini pada awalnya berkembang di desa gigieng, kecamatan simpang tiga, kabupaten pidie, yg diasuh oleh seorang bernama syeh tam. setelah itu, Tarian ini berkembang juga di desa didoh, kecamatan mutiara, kabupaten pidie, di bawah asuhan syeh ali didoh. didalam perjalanannya, Tarian ini cukup berkembang di Aceh utara, pidie, serta Aceh timur, serta hari ini apalagi dapat didapati di semua tempat Aceh.
kata “Seudati” datang dari bhs arab “syahadati” atau “syahadatain”, yg berarti pernyataan atas keesaan allah serta pernyataan bahwa muhammad yaitu nabi utusan-nya. teori lain berasumsi bahwa “Seudati” datang dari kata “seurasi”, yang memiliki kandungan arti kompak serta serasi. oleh penganjur islam zaman itu, Tari Seudati dipakai sebagai media dakhwah ; utk menyebarluaskan agama islam. beragam cerita perihal masalah-persoalan hidup dibawakan didalam Tarian ini, dng maksud supaya penduduk memperoleh panduan pemecahan problem-problem hidup sehari-hari mereka. tak hanya sebagai media dakwah, Tari Seudati saat ini telah jadi pertunjukan hiburan rakyat.
Formasi Tari Seudati
Seudati dibawakan oleh delapan orang lelaki sebagai penari utama, yg terdiri dari seorang pemimpin yg dimaksud syeikh, satu orang pembantu syeikh, dua orang pembantu di sebelah kiri yg dimaksud apeetwie, satu orang pembantu dibagian belakang, yg dimaksud apeet bak, serta tiga orang pembantu biasa. tak hanya mereka, ada juga dua orang penyanyi sebagai pengiring Tari yg dimaksud aneuk syahi.
Karakteristik
Tari Seudati tak diiringi alat musik, tetapi cuma dng sebagian bunyi yg datang dari tepukan tangan ke dada serta pinggul, hentakan kaki ke lantai, serta cuplikan jari. gerak untuk gerak dibawakan ikuti irama serta tempo lagu yg dinyanyikan. sebagian gerakan didalam Tarian ini amat dinamis serta penuh motivasi. tetapi ada juga bagian-bagian yg terlihat kaku, namun sejatinya menunjukkan keperkasaan serta kegagahan beberapa penarinya. lantas, tepukan tangan ke dada serta perut mengesankan kesombongan sekalian sikap kesatria.
Tarian ini tergolong didalam kelompok tribal war dance atau Tarian perang, yg mana muatan didalam syairnya dapat menghidupkan motivasi. perihal inilah yg bikin Tarian ini pernah dilarang di zaman pemerintahan Belanda, dikarenakan dikira dapat ‘memprovokasi’ beberapa pemuda utk memberontak. Tarian ini baru diperbolehkan lagi dipertunjukan sesudah indonesia merdeka.
baju yg dipakai didalam Tari Seudati terdiri dari celana panjang serta kaos oblong lengan panjang yg ketat warna putih ; kain songket yg dililitkan hanya paha serta pinggang, rencong yg disematkan di pinggang, ikat kepala berwarna merah, serta sapu tangan berwarna.
Seudati dibawakan oleh delapan orang lelaki sebagai penari utama, yg terdiri dari seorang pemimpin yg dimaksud syeikh, satu orang pembantu syeikh, dua orang pembantu di sebelah kiri yg dimaksud apeetwie, satu orang pembantu dibagian belakang, yg dimaksud apeet bak, serta tiga orang pembantu biasa. tak hanya mereka, ada juga dua orang penyanyi sebagai pengiring Tari yg dimaksud aneuk syahi.
Karakteristik
Tari Seudati tak diiringi alat musik, tetapi cuma dng sebagian bunyi yg datang dari tepukan tangan ke dada serta pinggul, hentakan kaki ke lantai, serta cuplikan jari. gerak untuk gerak dibawakan ikuti irama serta tempo lagu yg dinyanyikan. sebagian gerakan didalam Tarian ini amat dinamis serta penuh motivasi. tetapi ada juga bagian-bagian yg terlihat kaku, namun sejatinya menunjukkan keperkasaan serta kegagahan beberapa penarinya. lantas, tepukan tangan ke dada serta perut mengesankan kesombongan sekalian sikap kesatria.
Tarian ini tergolong didalam kelompok tribal war dance atau Tarian perang, yg mana muatan didalam syairnya dapat menghidupkan motivasi. perihal inilah yg bikin Tarian ini pernah dilarang di zaman pemerintahan Belanda, dikarenakan dikira dapat ‘memprovokasi’ beberapa pemuda utk memberontak. Tarian ini baru diperbolehkan lagi dipertunjukan sesudah indonesia merdeka.
baju yg dipakai didalam Tari Seudati terdiri dari celana panjang serta kaos oblong lengan panjang yg ketat warna putih ; kain songket yg dililitkan hanya paha serta pinggang, rencong yg disematkan di pinggang, ikat kepala berwarna merah, serta sapu tangan berwarna.
0 comments:
Post a Comment