Topeng Kuna (Topeng Kuno)
Thursday, 4 October 2012
0
comments
Topeng
adalah benda yang dipakai di atas wajah. Biasanya topeng dipakai untuk
mengiringi musik kesenian daerah. Topeng di kesenian daerah umumnya
untuk menghormati sesembahan atau memperjelas watak dalam mengiringi
kesenian. Bentuk topeng bermacam-macam ada yang menggambarkan watak
marah, ada yang menggambarkan lembut, dan adapula yang menggambarkan
kebijaksanaan. Topeng telah menjadi salah satu bentuk ekspresi paling
tua yang pernah diciptakan peradaban manusia. Pada sebagian besar
masyarakat dunia, topeng memegang peranan penting dalam berbagai sisi
kehidupan yang menyimpan nilai-nilai magis dan suci. Ini karena peranan
topeng yang besar sebagai simbol-simbol khusus dalam berbagai uparaca
dan kegiatan adat yang luhur. Kehidupan masyarakat modern saat ini
menempatkan topeng sebagai salah satu bentuk karya seni tinggi. Tidak
hanya karena keindahan estetis yang dimilikinya, tetapi sisi misteri
yang tersimpan pada raut wajah topeng tetap mampu memancarkan kekuatan
magis yang sulit dijelaskan. Topeng masuk Indonesia pada sekitar abad
ke-17. Secara luas digunakan dalam tari yang menjadi bagian dari upacara
adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur.
Diyakini bahwa topeng berkaitan erat dengan roh-roh leluhur yang
dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku, topeng
masih menghiasi berbagai kegiatan seni dan adat sehari-hari. Wujud
topeng yang diekspresikan oleh manusia pada awalnya adalah untuk upacara
keagamaan, dan kemudian diekspresikan juga melalui bentuk atraksi untuk
menyertai berbagai ritual tertentu. Topeng di berbagai daerah umumnya
dapa berupa aktifitas penghormatan berupa adegan sesembahan (pemujaan)
atau memperjelas watak (karakter) tertentu dalam sajian seni
pertunjukan. Bentuk topeng bermacam-macam, hal ini disebabkan oleh
prilaku adaptif dari manusia yang mengimitasi berbagai objek, misalnya
menggambarkan binatang dalam bentuk atraksi ritual ‘perburuan’,
menggambarkan roh-roh atau mahluk-mahluk mitolisi tertentu. Pada
perkembangannya, topeng lebih sepesifik juga menggambarkan watak
manusia, dan tempramental emosionalnya, seperti: marah, ada yang lembut,
dan adapula yang kebijaksanaan.
Kehidupan
masyarakat modern saat ini menempatkan topeng sebagai salah satu bentuk
karya seni. Tidak hanya karena artistik, tetapi juga menyimpan
nilai-nilai yang bersifat simbolis. Karena topeng dalam kehidupan ini
telah menunjukan sesuatu yang bersifat esensial yaitu menyembunyikan
‘wajah’ asali dari seseorang. Artinya wajah seseorang memang sengaja
tidak boleh diperlihatkan secara umum. Hal ini sangat jelas diturunkan
oleh konsep yang bersifat transendental (tuhan). Alam transendental
dalam berbagai pemahaman religius menunjukan aspek ‘ketabuan’, bahwa
tidak ada yang dengan sengaja berani atau mampu menggambarkan ‘wajah’
sifat transendental. Sehingga konsep tentang ‘Dewa Raja’ sangat
ditabukan untuk ditatap langsung oleh rakyat. Demikian juga rakyat, pada
umumnya rakyat juga tidak diperkenankan untuk menatap langsung ‘raja’,
oleh karena itu untuk menunjukan kepatuhan seringkali rakyat yang
menghadap raja selalu mengenakan topeng, atau sengaja ditutup dengan
topeng tertentu. Aspek yang dianggap tabu itu mengakibatkan mendasari
berbagai konsep kesenian etnik, bahwa jika orang yang tampil di atas
penggu selalu mengenakan topeng, atau membuat sikapnya berubah dan
bertentangan (paradox) dengan watak aslinya.
Pengertian
yang paling mendasar dari ‘topeng’ adalah benda menutup wajah agar
dapat mengubah atau membentuk karakteristik wajah yang baru. Penyimpanan
wajah asli ini dimaksudkan sebagai simbol, bahwa aspek yang
sesungguhnya sifat selalu disembunyikan agar tidak sesegera mungkin di
ketahui oleh orang lain, bahkan banyak orang yang sengaja mencari wajah
baru yang membuat dirinya tampil seperti apa yang dipikirkan.
Topeng
Kona yang artinya Topeng Kuno. Asal usul Topeng Kona berangkat dari
Desa Blimbing, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso. Mengapa disebut
Topeng Kona? Karena sebelum topeng lain ada atau perkembangan topeng
versi lain ada, khususnya di Desa Blimbing, topeng tersebut ada pertama
kali.
Topeng
Kona merupakan serangkaiaan dari seni pertunjukan pertunjukan Singo
Ulung yang bersifat sebagai sarana upacara bersih desa atau sarana dalam
upacara ritual, dan jenis seni tersebut masih tetap berlangsung sampai
sekarang. Singo Ulung sebagai seni pertunjukan yang hidup di desa
Blimbing, kecamatan Klabang, kabupaten Bondowoso, dirintis oleh seorang
tokoh masyarakat bernama Mulbi. Kesenian ini diperkirakan lahir pada
tahun 1942M. seni pertunjukan ini menyajikan cerita tentang kisah
seorang pendiri desa bernama Juk Seng atau Mbah Singo yang disertai
dengan atraksi – atraksi yaitu Topeng Kona (Topeng yang ada pertama kali
di daerah tersebut), tandhak putri (tarian yang dilakukan oleh seorang
pria dengan menggunakan pakaian wanita), dan ojung (atraksi yang
dilaksanakan oleh dua orang pemain yang masing-masing peraga menggunakan
property sebuah cambuk dari rotan). Kesenian tersebut merupakan sarana
upacara bersih desa. Dan dalam hal ini Singo Ulung juga bias digunakan
sebagai atraksi tunggal, tetapi yang paling pokok adalah digunakan untuk
arak-arakan keliling desa pada saat pelaksanaan upacara bersih desa
tersebut. Arak-arakan ini disebut arak Nangger. di daerah Bondowoso,
terdapat jenis seni pertunjukan pertunjukan Singo Ulung yang bersifat
sebagai sarana upacara bersih desa atau sarana dalam upacara ritual, dan
jenis seni tersebut masih tetap berlangsung sampai sekarang. Singo
Ulung sebagai seni pertunjukan yang hidup di desa Blimbing, kecamatan
Klabang, kabupaten Bondowoso, dirintis oleh seorang tokoh masyarakat
bernama Mulbi. Kesenian ini diperkirakan lahir pada tahun 1942M. seni
pertunjukan ini menyajikan cerita tentang kisah seorang pendiri desa
bernama Juk Seng atau Mbah Singo yang disertai dengan atraksi – atraksi
yaitu Topeng Kona (Topeng yang ada pertama kali di daerah tersebut),
tandhak putri (tarian yang dilakukan oleh seorang pria dengan
menggunakan pakaian wanita), dan ojung (atraksi yang dilaksanakan oleh
dua orang pemain yang masing-masing peraga menggunakan property sebuah
cambuk dari rotan). Kesenian tersebut merupakan sarana upacara bersih
desa. Dan dalam hal ini Singo Ulung juga bias digunakan sebagai atraksi
tunggal, tetapi yang paling pokok adalah digunakan untuk arak-arakan
keliling desa pada saat pelaksanaan upacara bersih desa tersebut.
Arak-arakan ini disebut arak Nangger.
2. Tokoh
a. Asal Usul
Topeng
Kona merupakan simbolik dari Demang di desa tersebut yang bernama Juk
Seng (Jujuk Sengah). Jujuk yang artinya embah, Sengah yang artinya
Singa.
b. Identitas
Juk seng yang
digambarkan pada topeng kona, ada dua warna pada topeng kona yaitu
topeng warna putih dan topeng warna merah. Dia keberadaan juk seng di Desa Blimbing, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso. adalah seorang demang di desa tersebut
c. Karakteristik
Topeng Konah mempunyai dua warna yaitu warna putih dan warna merah. Kedua warna topeng tersebut mempunyai makna yang berbeda.
1. Topeng warna putih
Artinya
Mbah Singo yang menjadi Demang mempunyai sifat bijaksana, berhati
mulia, pikiran jernih, dan sabar. Pada dasarnya warna putih menyimbolkan
kesucian, karenanya sering digunakan pada upacara pernikahan, juga
ketepatan, ketidak bersalahan, kebersihan, dan banyak digunakan di
rumah-rumah sakit sebagai tanda kesetrilan. Dalam seni pertunjukan warna
putih
memiliki makna Pancaran warna bersih. Mewakili karakteristik yang
bersih dan suci. Dalam seni pertunjukan dapat diartikan perlambangan,
perbuatan tingkah laku, harapan, penunjukan sifat dan perbuatan baik
hubungannya dengan kesucian diri.
2. Topeng warna merah
Masih
ada kaitannya dengan topeng yang berwarna putih tadi, apabila ada musuh
atau lawan sekiranya menjadi marabahaya pada wilayah kekuasaannya
muncullah rasa kewibawaan dan ketegasannya, yang berdasarkan kesaktian
yang dimilikinya sehingga berubah menjadi warna merah dimana warna
tersebut simbolkan dengan memuncaknya emosi Mbah Singo dan beralih rupa
menjadi topeng berwarna merah. Pada dasarnya warna merah menyimbolkan
hasrat, intensitas, dan keinginan besar untuk selalu maju. Juga
menyimbolkan kehangatan, cinta, nafsu, power, dan energi. Dalam budaya
oriental, merah sangat disukai karena memiliki arti bahagia. Dalam seni
pertunjukan warna merah memiliki maknacahaya yang terang berkarakter.
Sebagai perlambang keberanian. Identik dengan warna darah merah yang
berfilosofi gambaran nafsu duniawi. Dalam seni pertunjukan warna merah
dimaknai dengan sifat: keras hati, kurang sabar, pemberani, angkara
murka, ingin menang sendiri.
Pada
topeng Kona sendiri ada dua versi bentuk, untuk yang warna merah ada
yang bergigi rata dan bertaring, begitu juga dengan yang warna putih ada
yang bergigi rata dan bertaring. Bila kita melihat dari aspek lain ada
suatu upacara yang dilakukan suatu daerah yaitu sebuah upacara potong
gigi di mana pada intinya upacara itu adalah membuang sifat kebinatangan
dari orang yang di potong giginya. Di Bali upacara potong gigi lebih
dikenal dengan Metatah.Metatahpadadasarnyabukanmemotonggigidalamartisebenarnya,
melainkandikikir.Upacarainimerupakan ritual keagaman yang
wajibdilakukanolehseluruhpemeluk agama Hindu di
Bali.Upacarainidilakukandengantujuanmembunuhenammusuhdalamdirimanusia
yang
dianggapkurangbaikuntukhidupmanusianantinya.Enammusuhdalamdirimanusiatersebutpadadasarnyamerupakansifat-sifatdalamdirimanusiaatau
Sad Ripu.Sad Ripusendiriterdiridari Kama yaknihawanafsu,
Lobaatauketamakan, Krodhaataukemarahan yang tidakdapatdikendalikan,
Madaataukemabukan, Mohaataukebingungan, sertaMatsaryaatauiridengki yang
menyebabkanpermusuhan.
3. Kedudukan Tokoh Dalam Seni Pertunjukan
Topeng
Kona merupakan serangkaiaan dari seni pertunjukan pertunjukan Singo
Ulung yang bersifat sebagai sarana upacara bersih desa atau sarana dalam
upacara ritual, dan jenis seni tersebut masih tetap berlangsung sampai
sekarang. Singo Ulung sebagai seni pertunjukan yang hidup di desa
Blimbing, kecamatan Klabang, kabupaten Bondowoso, dirintis oleh seorang
tokoh masyarakat bernama Mulbi. Kesenian ini diperkirakan lahir pada
tahun 1942M. seni pertunjukan ini menyajikan cerita tentang kisah
seorang pendiri desa bernama Juk Seng atau Mbah Singo yang disertai
dengan atraksi – atraksi yaitu Topeng Kona (Topeng yang ada pertama kali
di daerah tersebut), tandhak putri (tarian yang dilakukan oleh seorang
pria dengan menggunakan pakaian wanita), dan ojung (atraksi yang
dilaksanakan oleh dua orang pemain yang masing-masing peraga menggunakan
property sebuah cambuk dari rotan). Kesenian tersebut merupakan sarana
upacara bersih desa. Dan dalam hal ini Singo Ulung juga bias digunakan
sebagai atraksi tunggal, tetapi yang paling pokok adalah digunakan untuk
arak-arakan keliling desa pada saat pelaksanaan upacara bersih desa
tersebut. Arak-arakan ini disebut arak Nangger. di daerah Bondowoso,
terdapat jenis seni pertunjukan pertunjukan Singo Ulung yang bersifat
sebagai sarana upacara bersih desa atau sarana dalam upacara ritual, dan
jenis seni tersebut masih tetap berlangsung sampai sekarang. Singo
Ulung sebagai seni pertunjukan yang hidup di desa Blimbing, kecamatan
Klabang, kabupaten Bondowoso, dirintis oleh seorang tokoh masyarakat
bernama Mulbi. Kesenian ini diperkirakan lahir pada tahun 1942M. seni
pertunjukan ini menyajikan cerita tentang kisah seorang pendiri desa
bernama Juk Seng atau Mbah Singo yang disertai dengan atraksi – atraksi
yaitu Topeng Kona (Topeng yang ada pertama kali di daerah tersebut),
tandhak putri (tarian yang dilakukan oleh seorang pria dengan
menggunakan pakaian wanita), dan ojung (atraksi yang dilaksanakan oleh
dua orang pemain yang masing-masing peraga menggunakan property sebuah
cambuk dari rotan). Kesenian tersebut merupakan sarana upacara bersih
desa. Dan dalam hal ini Singo Ulung juga bias digunakan sebagai atraksi
tunggal, tetapi yang paling pokok adalah digunakan untuk arak-arakan
keliling desa pada saat pelaksanaan upacara bersih desa tersebut.
Arak-arakan ini disebut arak Nangger.
4. Makna Tokoh
Topeng
Kona merupakan simbolik dari Demang di desa tersebut yang bernama Juk
Seng (Jujuk Sengah). Jujuk yang artinya embah, Sengah yang artinya
Singa. Karena untuk mengenang jasa Juk Seng, maka dibuatlah topeng dan
tariannya oleh Mbah Mulbi sebagai kepala desa di desa tersebut, topeng
ini lahir atau ada pada tahun 1942.Tari Topeng Kona ini masih berkaitan
dengan kesenian Ronteg Singo Ulung, karena Tari Topeng Kona ini
merupakan bagian dari Kesenian Ronteg Singo Ulung. Nama Juk Seng
dikenang di desa tersebut, Karena
perjuangan Juk Seng ketika sebelum menjadi Demang, beliau berjuang di
dalam hutan (tanah perdikan) di wilayah tersebut. Pada dasarnya wilayah
itu sudah ada yang menghuni yaitu bernama Jasiman dan pengikutnya,
kemudian terjadilah pertempuran antara Juk Seng dan Mbah Jasiman
memperebutkan wilayah kekuasaan hutan perdikan itu, selanjutnya telah
terjadi pertarungan dengan adu kesaktian dan menancapkan Sodo Lanang dan
siapa yang bisa mencabut itulah pemenangnya.
Dengan
kesaktian yang luar biasa Juk Senglah pemenangnya, yang bisa mencabut
Sodo Lanang tersebut dan bekas tancapan mengeluarkan atau memancarkan
air dari dalam tanah yang dinamakan Olba’ (bahasa
Madura). Kemudian disepakati oleh para pengikut keduanya sebagai
pemenang adalah Juk Seng dan semua pengikut Juk Seng dan Mbah Jasiman
gugur gunung kerja keras membabat hutan dan didalamnya terdapat banyak
pohon belimbing, kemudian wilayah tersebut dinamakan Kademangan Blimbing
dan Juk Seng dinobatkan sebagai Demang di wilayah tersebut.
Juk
Seng bisa berubah wujud menjadi Singo, karena itu sebutannya adalah
Mbah Singo atau Singo Ulung karena didalam pertempurannya, Juk Seng
selalu menjadi pemimpin, dan Juk Sengpun selalu menang dan tidak pernah terkalahkan. Juk Seng juga bersahabat dengan binatang Singa.
Menurut
legenda yunani Konon, tugas pertama dari dua belas tugas yang diberikan
oleh Dewi Hera pada Herkules adalah membunuh singa raksasa Nemea yang
sangat terkenal akan kebuasannya. Begitu perkasanya Singa Nemea itu,
hingga panah Hercules pun mental, tak menggoresnya sedikit pun.
Pedangnya terbelah menjadi dua dan senjata kayunya hancur
berkeping-keping. Konon, Singa Nemea memiliki kulit yang tak dapat
ditembus oleh besi, perunggu, dan kayu. Karena tak ada satu senjata pun
yang dapat membantu Herkules membunuh singa buas tersebut, maka Herkules
pun hanya dapat mengandalkan kedua tangannya. Mereka bergulat dengan
sengit sampai akhirnya Hercules mencekik Singa Nemea itu sampai mati.
Herkules berhasil memenangkan pertarungan sengit itu dan menyelesaikan
tugasnya. Kemudian, ia menguliti singa yang telah tak bernyawa itu
dengan cakar sang singa sendiri, lalu mengenakan kulit sakti itu pada
tubuhnya sebagai jubah sehingga ia terjaga dari bahaya. Hera sangat
marah mendengar kemenangan Herkules. Ia mengirim jiwa Singa Nemea itu
jauh ke atas langit untuk mengenang pertarungan hebat itu dan hingga
saat ini dapat dilihat sebagai Rasi Leo yang indah, tidak lagi
mematikan. Begitulah Rasi Leo seperti dikisahkan dalam mitologi Yunani.
Agaknya, sejak zaman dahulu, jauh sebelum mitologi Yunani itu
berkembang, singa telah menjadi lambang kekuatan dan kekuasaan bagi
banyak peradaban manusia. Orang-orang Mesir kuno menyembah Dewa Singa,
dewa yang sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mereka
percaya bahwa dunia diciptakan ketika matahari terbit di Rasi Leo, dekat
Bintang Denebola. Orang-orang Sumeria sejak dahulu juga telah melihat
bentuk singa pada rasi ini. Orang-orang Persia menyebut rasi ini sebagai
Ser. Orang-orang Turki menamainya Artan. Orang-orang Syria menyebutnya
Aryo. Orang-orang Yahudi menyebut rasi ini Arye dan orang-orang
Babylonia menyebutnya Aru. Beragam sebutan tetapi maknanya tetap satu,
yaitu singa.
5. Kesimpulan
Topeng adalah
benda menutup wajah agar dapat mengubah atau membentuk karakteristik
wajah yang baru. Penyimpanan wajah asli ini dimaksudkan sebagai simbol,
bahwa aspek yang sesungguhnya sifat selalu disembunyikan agar tidak
sesegera mungkin di ketahui oleh orang lain, pada seni pertunjukan topeng di Daerah Bondowoso yaitu pada topeng Kona yang artinya Topeng Kuno. Topeng Kona berangkat dari Desa Blimbing, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso.Topeng Kona ini merupakan
simbolik dari Demang di desa tersebut yang bernama Juk Seng (Jujuk
Sengah). Jujuk yang artinya embah, Sengah yang artinya Singa. Karena
untuk mengenang jasa Juk Seng, maka dibuatlah topeng dan tariannya oleh
Mbah Mulbi sebagai kepala desa di desa tersebut, topeng ini lahir atau
ada pada tahun 1942. Topeng Konah mempunyai dua warna yaitu warna putih
dan warna merah. warna putih memiliki makna Pancaran warna bersih dan Mewakili karakteristik yang bersih dan suci pada juk seng yang menjadi Demang mempunyai sifat bijaksana, berhati mulia, pikiran jernih, dan sabar. warna
merah menyimbolkan Warna merah menandakan hasrat, intensitas, dan
keinginan besar untuk selalu maju. Juga menyimbolkan kehangatan, cinta,
nafsu, power, dan energi. Topeng
Kona merupakan serangkaiaan dari seni pertunjukan pertunjukan Singo
Ulung yang bersifat sebagai sarana upacara bersih desa atau sarana dalam
upacara ritual, dan jenis seni tersebut masih tetap berlangsung sampai
sekarang. Singo Ulung sebagai seni pertunjukan yang hidup di desa
Blimbing, kecamatan Klabang, kabupaten Bondowoso,
0 comments:
Post a Comment