Posted by Kustio Delta Haryono
Sunday, 20 January 2013
Selama ini koreografi tehnik hanya dikupas untuk mendapatkan
pemahaman yang bersifat simbolik, yaitu dengan melakukan interpretasi
dari aspek etimologi, dan bertujuan untuk mendeskripsikan struktur luar.
Hasilnya hany sebatas penjelasan deskriptif mengenai uraian dibalik
alas an-alasan tentang peristilahan, fase-fase rangkaian gerak, makna
pola lantai (formasi), atau berupa tata urutan penyajian (struktur
fisikal), sementara makna dibalik berbagai fenomena kehadiran tari
kurang mendapat pemahaman secara lebih mendalam.
Tari Beskalan
Tari beskalan adalah salah satu bentuk tari putrid yang berkembang
dari bentuk tari ritual, khususnya sebagai medium upacara yang erat
kaitannya dengan eksistensi bumi atau tanah, yang kemudian sekitar tahun
1930-an berkembang menjadi bentuk tari yang berkaitan erat dengan
pertunjukan “andong”, sejenis tayub yang pertunjukan secara berkeliling
“mbarang” atau “amen”.
- Pengertian Istilah
Menurut istilah Beskalan berasal dari kata jawa Bit-Kal. Bit, berawal
dari kata bibit atau bakal. Kal, berawal dari kata cikal atau awal
(kawitan). Pengertian Beskalan yang dipahami memiliki makna awal atau
permulaan, pertimbangan itu dikaitkan dengan seni pertunjukan yang erat
kaitannya dengan tari Beskalan, yaitu ludruk atau tayub. Pada seni
pertunjukan ludruk atau tayub selalu diawali dengan sajian tari Beskalan
sebagai tari pembuka
- Asal Usul Tari Beskalan
Asal usul tari beskalan yang berkembang di malang tidk didapatkan
data yang jells, tetapi asal usul itu dapat disimak dari cerita lisan.
Yaitu tari beskalan berkembang sekitar tahun 1930-an, hal ini didasarkan
dari cerita lisan penari beskalan senior.
- Fungsi Tari Beskalan
Tari beskalan adalah salah satu bentuk tari pemujaan leluhur, sebagai
ritual pengharapan, pengharapan kesehatan (segerwaras), keselamatan
(selamet), dan kesuburan. Maka eksistensi tari beskalan tampak lebih
mungkin sebagai media dalam berbagai ritus, bahkan diikuti dengan
metodologi yang memberikan dukungan terhadap kelangsungan eksistensinya.
0 comments:
Post a Comment