.showpageArea a { text-decoration:underline; } .showpageNum a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageNum a:hover { border: 1px solid #cccccc; background-color:#cccccc; } .showpagePoint { color:#333; text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; background: #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageOf { text-decoration:none; padding:3px; margin: 0 3px 0 0; } .showpage a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; padding:3px; } .showpage a:hover { text-decoration:none; } .showpageNum a:link,.showpage a:link { text-decoration:none; color:#333333; }
Your Adsense Link 728 X 15

Asal Usul Tarrian Gandrung

Posted by Kustio Delta Haryono Friday 5 October 2012 0 comments
Gandrung merupakan Induk Kesenian Banyuwangi dan gandrung itu pun berasal dari banyuwangi didalam gandrung itu sendiri dilengkapi dengan angklung, gamelang, gendering – gendering. Didalam angklung terbagi menjadi dua yang pertama Angklung selisih yaitu angklung dengan satu perangkat dan yang kedua Angklung Janik yaitu angklung dengan dua perangkat.

Didaerah Banyuwangi ada seorang wanita yang bernama Mesti, dya lahir 5 Juli 1954 malam Kamis Wage. Saat dya lahir Bapaknya tidak ada dirumah karena pada saat itu bapaknya sedang bekerja di Kawah Ijen, kenapa dya bias diberi nama mesti karena dya lahir dimalam hari.

Sejak Mesti berusia 6 bulan dya selalu sakit- sakitan dan pada saat mesti selalu sakit- sakitan ada seorang wanita yang tidak mempunyai anak mengangkat mesti menjadi anaknya wanita itu yang tak lain adalah Budenya sendiri. Melihat mesti terus sakit –sakitan budenya pun merasa kasihan dan tak tega mellihat keadaan mesti yang terus-terusan sakit, budenya punsempat berkata dan berjanji apabila Mesti sembuh dya akan dijadikan seorang penari gandrung.

Dulu sebelum ada penari gandrung wanita ada pula gandrung yang ditarikan oleh seorang lelaki dengan memakai pakaian wanita yang biasanya disebut Gandrung Larang.Setelam Mesti beranjak dewasa yang berumur 15 tahun pada tahun 1969 dya mulai belajar menari gandrung dan ada yang mengajarkannya, dya diajarkan berbagai macam tarian diantaranya gending, erang – erang, embang – embang, tari jejeran, gerang kalong, seblangan, dan tari topeng. Setelah dya belajar dan mendalami semua tari gandrungdya pun begitu mahir, pada saat dya masih muda dya dijuluki Gandrung Temu. Beberapa bulan berikutnya dya banyak sekali yang mengundang tetapi untuk menghadirkan mesti untuk menari gandrung harus mencari waktu yang kosong karena mesti begitu sibuk menari disetiap acara. Didalm acara tersebut mesti harus melayani tamunya dengan sikap sopan dan ramah, tetapi disetiap ada acara pementasan atau pun undangan harus ada Sesajen / Peras karena apabila tidak sesajen atu Peras maka salah seorang pemain akan sakit atau berhalangan hadir.

Soemanti Hadi seorang pengamat Gandrung menjelaskan bahwa gandrung mempunyai cirri khas tersendiri yaitu Tata Gerak, Tata Iringan dan Vocal. Gandrung adalah Tari pergaulan dan ada tiga tahapan penyajian dari gandrung.

* Tahap Jejer Gandrung

Didalam tahap ini penari menyanyi sendiri diawali dengan nyanyian Odo nonton dan diakhiri dengan nyanyian Jarak Jauh

* Tahap Pacu Gandrung

Didalam tahap ini penari melayani para tamu dan para penonton, pada tahapan adegan ini kadang – kadang banyak adegan yang kurang sopan dan diluar norma misalnya adegan ingin mencium sipenari yang lebih tragis dengan adanya campuran minuman keras.

Karena banyak adegan – adegan yang diluar norma minat para generasi muda sangatlah terpengaruh untuk menjadi penari gandrung

Gerak dasar penari banyuwangi yaitu menyangkut Sikap Pokok, Cara berdiri dalam menari dan SIkap Kaki ( Sikap Tubuh ). Dalam Pembimbingan Kesenian terdiri dari dua jalur gandrung yang Pertama Jalur Tradisional yaitu dimana Prosesnya alami, kualitasnya tergantung pada tingkat kesempurnaan si Penari. Yang Kedua Jalur akademis yaitu jalur yang memiliki niali fungsi contohnya lewat jalur pendidikan Formal lebih berbobot karena dengan ilmu – ilmu yang sistematis.

* Tahap Sublang Subuh

Didalam tahap ini Penari menyanyi dengan Pentun – pantun.

Tahun 1977 Mesti Menikah saat dya berusia 18 tahun dan Suaminya berusia 20 tahun yang bernama Cipto, pada saat itu mereka sama – sama masih muda dan Ibunya Cipto tidak setuju dengan Profesi Mesti seorang penari gandrung akhirnya merekapun bercerai, selang beberapa tahunMesti pun menikah dengan seorang laki-laki yang bernama Ridwan. Tetapi dalam pernikahannya mesti tidak bahagia karena Ridwan selalu bermain Perempuan mesti pun tidak tahan dengan perlakuan Ridwan, mesti pun sakit hati dan lagi-lagi dya bercerai.

Mesti menikah beberapa kali tetapi dya tidak mempunyai anak, dya selalu berharap kelak mendapatkan jodoh yang baik dan bertanggn\ung jawab Mesti juga berharap mempunyai anak yang berbakti,soleh dan berpendidikan tinggi dya tidak ingin anaknya menjadi penari Gandrung seperti dya.

ANALISIS

Dari cerita film diatas kita dapat mengambil beberapa pelajaran yang tertanam seperti.

* Nilai harapan Komunitas Penari berharap bahwa penari Gandrung tidak akan punah dan masih Eksis / berkembang

* Manyarakat menganggap rendah Penari gandrung tetapi anggapan itu sangatlah salah karan Penari selalu melayani tamu maupun penonton dengan penuh kesopanan dan bersikap ramah, Penari juga menari dengan penuh tanggung jawab
* Banyak nilai – nilai norma yang tidak pantas seperti berani mencium sipenari saat sedang menari
* Nilai keindahan dari tari gandrung adalah Tarian gandrung adalah tarian yang mempunyai ciri khas tersendir
* Nilai Intrinsik dari sebuah tarian Gandrung ialah pesan yang disampaikan didalam gerakan tari itu sendiri
* Niali ekstrinsik ialah aksesoris-aksesoris yang dipakai oleh sipenari mempunyai makna tersendiri.

Sumber : google.com

0 comments:

Post a Comment