Asal-Usul Tari Pendet
Friday, 5 October 2012
0
comments
Tari Pendet diciptakan oleh I Wayan Rindi (1967), maestro tari dari
Bali yang dikenal luas sebagai penggubah tari pendet sakral yang bisa
di pentaskan di pura setiap upacara keagamaan. Pada awal penciptaan,
tarian ini merupakan tari pemujaan yang banyak dipentaskan di Pura,
tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Gerak Tari ini simbol
penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Tetapi, seiring
perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Tari Pendet menjadi
“tarian ucapan selamat datang”, meski tetap mengandung anasir yang
sakral-religius.
Diyakini bahwa Tari Pendet merupakan pernyataan dari sebuah
persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya
tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet
dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa
maupun gadis. Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan
jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan
dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka
dalam memberikan contoh yang baik.
Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari
Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya
ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap
ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan
masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan
sesajen lainnya.Tari Pendet pernah menjadi sorotan dan heboh saat tampil
di program televisi Enigmatic Malaysia Discovery Channel.
Tindakan Malaysia yang mengklaim tari pendet sebagai bagian dari
budayanya amat disesalkan keluarga Wayan Rindi. Pada masa hidupnya,
Wayan Rindi memang tak berfikir untuk mendaftarkan temuannya agar tak
ditiru negara lain. Selain belum ada lembaga hak cipta, tari Bali selama
ini tidak pernah di patenkan karena kandungan nilai spiritualnya yang
luas dan tidak bisa dimonopoli sebagai ciptaan manusia atau bangsa
tertentu.
Namun pemerintah Malaysia menyatakan kalau mereka tidak bertanggung
jawab atas iklan tersebut karena dibuat oleh Discovery Channel
Singapura hingga akhirnya Discovery TV melayangkan surat permohonan maaf
kepada kedua negara, dan menyatakan bahwa jaringan televisi itu
bertanggung jawab penuh atas penayangan iklan program tersebut.
Meskipun demikian, insiden penayangan pendet dalam program televisi
mengenai Malaysia ini sempat memicu sentimen Anti-Malaysia di
Indonesia. Kasus klaim Malaysia terhadap Tari Pendet, yang erat terkait
dengan tata upacara keagamaan Hindu Bali, sungguh tidak masuk akal
mengingat negeri Malaysia berbasis penduduk beragama Islam. Apalagi
dilihat dari aspek kesejarahan, Hindu Bali pasti jauh lebih tua daripada
Malaka, cikal-bakal Malaysia. Malaka sendiri didirikan oleh Prameswara,
bangsawan Sriwijaya yang bertransmigrasi secara sukarela melalui
Tumasik (sekarang Singapore) saat Majapahit menguasai Palembang sebagai
ibukota Sriwijaya kala itu.
Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Wayan Dibia,
juga menegaskan bahwa menarikan tari Pendet atau memendet sudah sejak
lama menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan spiritual
masyarakat Hindu di Bali. Jadi bagaimana mungkin Malaysia mengklaimnya?
Itulah penjelasan mengenai seni tari pendet dari bali, sejarah, dan
gerakan tari pendet. Semoga dapat menambah pengetahuan kamu mengenai
seni tari di Indonesia.
0 comments:
Post a Comment